Minggu, 24 Februari 2013

Kepulauan Seribu :
Pulau Tidung
one of the best for short trip



Pulau ini sedang naik daun dibeberapa tahun terakhir ini. Memangnya apa kelebihan pulau ini? Begitu pasti pertanyaan yang terbersit di kepala anda. Tercatat dalam buku Sedjarah Djakarta, bahwa ketika menyerbu Portugis di Malaka, Fatahillah menggunakan pulau di Teluk Jakarta sebagai basis mengatur strategi. Salah satu pulau tersebut diberi nama Pulau Tidung, yang artinya pulau tempat berlindung. Penghuni asli terdiri atas empat suku, yaitu Melayu, Mandar (Sulawesi), Serang-Banten, dan Betawi. Bukti autentik yang memperlihatkan Pulau Jawa dengan Pulau Sulawesi adalah terdapat prasasti dekat dermaga, yang menandakan kunjungan salah seorang keturunan Datuk Panglima Hitam ke pulau ini. Istri sang Datuklah yang keturunan Suku Mandar dan tinggal di Pulau Sulawesi. Dengan luas 109 ha dan jumlah penduduk 5.400 jiwa, yang terdiri atas 2.300 kepala keluarga, Pulau Tidung merupakan pulau terbesar dalam gugusan pulau di Kepulauan Seribu dan ditetapkan oleh Departemen Pariwisata sebagai daerah ekowisata yang berbasis masyarakat, yaitu melibatkan semua komponen masyarakat. Para pemuda pulau dididik, dilatih, dan dikaryakan sebagai pemandu; rumah penduduk yang layak dijadikan rumah singgah sementara. Ternyata, hal semacam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Pulau ini memiliki dua pulau terpisah, Tidung Besar (berpenghuni) dan Tidung Kecil (dikelola oleh Pemda untuk dinas pertanian). Keduanya dihubungkan dengan sebuah jembatan yang menjadi salah satu andalan daya tarik wisata. Jembatan cinta namanya. Jembatan dengan panjang 2,5-3 km ini dibangun atas dana masyarakat setempat. Anda dapat berkeliling pulau dengan menggunakan sepeda. Jika kuat, silahkan minta diajak berkeliling dengan mengayuh sepeda anda sejauh 12 kilometer. Dengan demikian, anda akan menikmati keseluruhan pulau ini, dari ujung selatan (Jembatan Cinta-arah Tidung Kecil)hingga bagian barat(Saung). Menarik ? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar